Tuesday, November 11, 2008

Pelajaran Mahal



Tahun 2000, mami&papi hijrah ke Samarinda, menemani akung yang kala itu menjabat sebagai kepala kantor pelayanan Pajak Samarinda, waktu itu kalo boleh mengaku dosa, mami&papi tergiur melihat pengusaha lokal yang mengajak kami berbisnis flooring (lantai kayu) untuk diekspor ke Cina.Rasanya kami hitung-hitung bodoh dengan modal sedikit sudah bisa menghasilkan berkali-kali lipat dalam waktu singkat.Mami&Papi berharap tidak lama bekerja di Kaltim, kami sudah bisa bawa hasil yang cukup untuk hidup enak di Jawa.Ternyata....
Bisnis kayu itu tidak seindah yang dibicarakan orang, karena penjualannya yang dihitung dalam USD ,waktu papi sudah membeli bahan baku dengan harga tinggi ternyata rupiah melemah terhadap USD alhasil mami&papi merugi besar.Tapi dasar nggak mau nyerah, mami&papi memberanikan diri pinjam uang pada akung yang era itu emang 'mudah' mengeluarkan uang untuk modal kerja kami.Mungkin karena masih dinas jadi uang ratusan juta cash keras di kantong.hehe...
Belum sebulan, dasar emang lagi apes atau emang kami nggak berbakat jadi pedagang kayu, bisnis kami jeblok kembali.Lagi-lagi kami nggak tau malu minjem uang ke akung (lagi!).Mami masih ingat waktu akung ngasi uang untuk kedua kalinya, akung bilang apa nggak sebaiknya uang ini dibuat modal untuk bikin perusahaan kontraktor atau konsultan sesuai pendidikan kalian?? Oalah!dasar ndableg kami tetap ngotot untuk memutar uang di bisnis kayu, akhirnya seperti sudah di duga kami bangkrut besar!! Untuk minjem uang lagi kami nggak punya muka,jadilah kami menerima tawaran untuk bekerja di sebuah developer lokal yang sudah 'mati suri' dengan perjanjian kalau developer ini berhasil kami akan mendapat pembagian hasil.
Setelah setahun berlalu kami bekerja pada orang lain, dan akung juga pensiun serta kembali ke Surabaya, akhirnya kami memutuskan untuk bekerja sendiri dari nol di jalur pekerjaan sebagai kontraktor.lha memang modalnya cuma otak aja adanya-Uang udah nol putul gundul.Coba dari dulu kami dengar kata akung ya-seandainya Dengan modal bisnis kayu itu kami buka perusahaan sendiri di bidang design&built di tahun 2000...mungkin saat ini udah besar banget usaha kami ya! Tapi menyesal kemudian ya tidak berguna, semua ini kami jadikan pelajaran yang sangat mahal...
Pertama, mesti dengar kata orang tua.Walaupun kadang nggak sesuai keinginan hati, orang tua sudah makan asam garam lebih dulu dari kita jadi sedikit banyak mereka tau yang terbaik untuk kita.Kedua, bekerja sebisa mungkin sesuai dengan pendidikan formal yang sudah kita miliki karena bagaimanapun juga itu adalah modal awal kita. Ketiga, jangan asal pengen cepat kaya!! Semua yang didapat dengan mudah akan mudah juga hilang. Last but not least, Meyakini Tuhan memberikan semua yang terbaik pada waktunya termasuk orang tua yang mencintai kita meskipun sudah begitu bodoh dan ndablegnya kita....
Bersama tulisan ini, let me say ...
Please forgive us,Mom&Dad
Sorry for not listening...

No comments: