Mami punya eyang putri, yaitu ibu kandung uti yang mami panggil 'Ibu'.Kenapa Ibu? Ya karena 'mami kecil' ikut-ikutan uti memanggi Ibu akhirnya keterusan sampai hari ini demikian juga adik-adik mami.Ibu itu orangnya mandiri banget, meskipun anak-anak dan menantunya semua jadi 'orang' ibu tetap bekerja membuka warung di depan rumah.Warungnya berjualan makanan rumahan dan minuman ringan plus makanan kecil.Pelanggan utamanya para taruna akabri yang cuma beberapa ratus meter disebelah rumah Ibu.Kadang-kadang kalau kami pulang kampung ke rumah Ibu di Mertoyudan-Magelang kami sampai sungkan mau keluar kamar tidur, karena ruang tengah rumah Ibu sudah penuh dengan para taruna yang pesiar.
Disamping mandiri, ibu tuh orangnya low profile banget dan nyantai banget tidak seperti priyayi jawa lain.Padahal Ibunya Ibu alias buyutnya Mami bergelar BR(Bendoro Raden) Maria Magdalena trus eyangnya Ibu alias buyutnya Uti bergelar RM (Raden Mas) Hardjo Dimulyo.Lha,Ibu sendiri gelarnya Raden Nganten Sutanah.Mami jadi teringat buku 'Gadis Pantai'nya Pramudya Ananta Toer yang menceritakan bagaimana kaya dan berkuasanya seorang Raden Nganten.Karena orangnya nyantai begitu Ibu kayaknya enjoy aja punya anak-menantu dan cucu yang berbeda keyakinan dengan beliau ataupun beda suku.Mami jadi teringat waktu Ibu pulang Haji, Ibu minta mami duduk di samping beliau padahal mami nggak ada persiapan.Jadilah mami berpakaian rok tanpa lengan diantara ibu-ibu pengajian berbaju muslim.Walah!
Bulan lalu kami memperingati 1000 hari meninggalnya Ibu, sayangnya mami nggak bisa hadir karena kesibukan di Samarinda.Mami cuma bisa mengenang Ibu yang banyak senyum, bercanda sekaligus galak (sorry Bu!-I tell the truth).Ibu meninggalkan 6 anak (Mami Siska,Pak Muh almarhum,Pak Is,Uti,Bu Endang dan Oom Agus),18 cucu dan 18 cicit+2 calon cicit (dari dian&glenda).Kiranya Ibu bisa beristirahat tenang di alam sana...We love You,Bu.
ps.Ini foto mami & Ibu waktu mami wisuda di ITS-Surabaya
No comments:
Post a Comment