Kemarin pagi,mami mendapat telpon dari seorang teman, sesama pengurus MK (mezbah keluarga, persekutuan doa keluarga sekomplek-red) yang (dengan sangat sungkan) menanyakan apakah mami bisa mengantar salah satu anggota baru MK kita ke dokter anak- pagi ini juga-karena putra bungsunya (1tahun) demam.Kontan mami menyatakan bersedia mengantar, walaupun mami baru bangun tidur (setelah semalam lembur gambar). Karena mami tau rasanya panik punya anak yang demam.Serta merta mami mandi kilat dan menyambar kunci jazz untuk segera menuju rumah teman baru yang dimaksud.Diperjalanan mami sempatkan menelpon papi untuk memberitahukan kepergian mami sekaligus minta tolong papi untuk mewakili mami pada beberapa janji yang terpaksa tidak bisa mami penuhi pagi ini.
Sesampai di rumah teman mami itu, mami langsung dibukakan pintu dan mami melihat suasana dalam rumahnya.Wuizzz! mami tau teman mami ini disetiap giliran ibadah memang rumahnya berantakan dan nggak rapi, tapi baru kali ini mami melihat kondisi 'asli' rumah pada pagi hari.Bisa dibayangkan di dalam sink banyak piring-piring yang belum dicuci (mungkin sisa tadi malam), di lantai bekas kulit bawang merah atau kulit apa tersebar, di depan kamar mandi pakaian kotor yang kucel diletakkan begitu saja,pispot anak masih terisi kotoran, pampers kotor di keranjang sampah belum dibuang dan ketiga anak-anak teman mami tersebut dengan pakaian yang sama kucelnya dengan muka anak2nya berteriak-teriak minta susu di dot.Mami bertanya-tanya apa anak2nya sudah mandi atau belum.Oya waktu setempat sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi dan hari kerja.OMG!
Diperjalanan menuju ke dokter (bahkan sampai pulang) kedua anak yang besar (6thn&5thn) melonjak-lonjak dalam mobil yang sempit tanpa ada usaha si ibu untuk memperingatkan.Sementara si kecil dipangku si ibu.Sesampai di tempat praktek dokter, ketiga anak langsung meminta dibelikan bakpau isi kacang yang seketika itu juga dilahap habis (yang kalau tidak mami singkirkan kertas alasnya pasti sudah termakan oleh anak2 yang sebenarnya cantik2 dan cakep itu).Usut punya usut, mereka belum sarapan pagi(???).Waktu setempat sudah menunjukkan pukul 10.15!!!
Sepulang dari dokter diperjalanan dalam mobil menuju rumah, mami menanya-nanya juga tentang penyakit anaknya.Rupanya radang tenggorokan, dan sudah seminggu demam (!!!) tidak bisa membawa ke dokter karena dia tidak sanggup ke dokter dengan naik motor membawa ke3 anaknya(???) Mami nanya lho kenapa nggak papanya aja yang bawa ke dokter? jawabnya papanya nggak mau antar karena repot(?????) Mami tanya repot apa? dia jawab repot kerja percetakan yang dikerjar deadline serahterima-katanya. Mami kehabisan kata-kata, perasaan papi yang menangani proyek milyaran rupiah aja,kalau udah dengar anak sakit langsung meninggalkan pekerjaannya untuk menemani mami pergi ke dokter.Anak kan harta kita yang paling berharga???
Tapi njengkelinnya, teman mami itu sama sekali tidak merasa bersalah karena melalaikan kewajibannya sebagai orang tua bahkan memuji2 suaminya setinggi langit sebagai suami yang lemah lembut(ada perbedaan mendasar antara lemah lembut dan lamban bukan?).Dia malah mengasihani suaminya yang order percetakan belakangan ini sepi (padahal suaminya sarjana komputer....tentunya mencari pekerjaan sesuai bidangnya tidaklah sulit!).Dia jg bercerita anak2nya yang besar tidak sempat bersekolah karena dia sibuk mengurus rumah (yang berantakan!) apalagi sekarang tidak ada pembantu yang mau dibayar murah.Dia cerita juga mertuanya tidak mau bantu urus anak2 padahal suaminya anak laki2 tunggal(hubungannya apa ama ember?)
Bukannya mami bersimpati, malah mami emosi dan jengkel.Menurut mami problem dia itu sama sekali bukan masalah, hampir semua ibu termasuk mami sendiri mengalami yang dia alami.Apalah susahnya bangun lebih pagi waktu anak-anak dan suami masih tidur, terus dia bersihkan semua cucian piring, masukkan pakaian ke mesin cuci&jemur, bikin sarapan pagi baru bangunkan anak-anak dan suami.Antar anak-anak besar ke sekolah, kalo suaminya yang 'lemah lembut' itu nggak mau jaga anak yang kecil ya titipkan ke tetangga-tetangga 'baik hati' seperti kami-kami ini (haha!) paling lama juga 1 jam terus si bayi di jemput lagi.Sampai rumah dia masih bisa masak untuk makan siang&bantu suami kerja baru menjemput anak2 besar.Gitu aja kok repot.
Sampai di depan rumah teman mami, muka mami udah galak banget, teman mami itu ngucapin terimakasih tanpa ada rasa sungkan sama sekali sudah merepotkan mami&teman2 MK lain.Trus waktu mami tanya sekedar memuaskan rasa penasaran mami : suamimu sekarang lagi dimana?....jawabnya: itu lagi tidur2an lihat TV....What a perfect couple!!!
Sampai di mobil mami merenung, apa yang sudah dilakukan orang tua kedua orang itu terhadap anak-anaknya.Apa mereka tidak diajarkan untuk lebih 'bekerja keras' di dalam hidupnya? apa mereka tidak diajarkan untuk tidak merepotkan orang lain atau lebih tepatnya memanfaatkan orang lain? Banyak orang dengan posisi lebih sulit daripada mereka mampu survive kenapa mereka tidak? Ah, mami jadi teringat putri cantikku ajere, mami tidak akan membiarkan ajere menjadi wanita yang tidak cakap seperti itu.. sekali-kalipun tidak akan....i won't let you like that...
No comments:
Post a Comment